KALIMAT SULIT
Langkah – langkah :
·
Siapkan beberapa kata, dan tulis
setiap kata dalam sebuah kartu.
·
Bagilah peserta menjadi dua tim.
· Letakkan kartu yang telah ditulisi tersebut di lantai (termasuk
kata – kata yang saling berhubungan).
·
Kedua tim membuat kalimat dengan menggunakan kartu –
kartu tersebut.
· Seorang anggota tim memulai sebuah kalimat dengan kata
yang pertama, yang lainnya mengikuti secara bergantian hingga kalimatnya
selesai.
·
Satu kata di dalam kalimat bernilai 5 poin bila
kalimatnya benar.
· Bila kalimatnya salah maka setiap kata yang salah
kehilangan 5 poin. Bila seluruh kalimat mejadi tidak bermakna tim tersebut
kehilangan 50 poin.
· Bila kalimatnya merupakan kalimat yang belum sempurna
maka tim tersebut kehilangan 25 poin. Setelah setiap kalimat selesai, letakkan
kembali kartu kata – kata untuk digunakan oleh peserta yang lain .
KOMPAK
Permainan ini bermanfaat untuk
menghangatkan suasana dan membentuk suasana kerja dalam Tim.
Langkah –
Langkah
·
Jelaskan kepada peserta aturan
permainan ini.
·
Bagilah peserta ke dalam 5 – 6 kelompok, yang penting
satu kelompok terdiri dari 6 orang.
· Mintalah masing – masing kelompok untuk membuat
lingkaran dan satu orang anggota dari masing-masing kelompok untuk berdiri di
tengah–tengah kelompoknya.
· Katakan bahwa permainan ini untuk menguji kita ,
apakah di antara teman-teman dalam kelompok itu saling percaya kepada TIM KERJA
KITA. Yang berdiri di tengah harus menutup matanya,
dengan ditutup kain, kemudian menjatuhkan diri secara bebas kearah mana saja.
· Sementara itu teman-teman dalam
kelompoknya melingkar dan harus bertanggungjawab atas keselamatan teman yang di
tengah tadi, karena permainan ini bisa – bisa akan memakan korban, maka jika
yang di tenagh menjatuhkan diri kepadanya dia harus siap dan bertanggungjawab
untuk menahan dan melemparkannya kepada teman yang lain. Begitu seterusnya, dan
minta siapa yang di tengah bisa bicara dengan cara bergiliran.
BERCERMIN
Langkah –
langkah :
·
Minta setiap peserta untuk
berpasangan, 1 orang menjadi bayangan di cermin dan 1 orang menjadi seseorang
yang sedang berdandan di depan cermin.
·
Bayangan harus mengikuti gerak – gerik orang yang
berdandan.
·
Keduanya harus bekerja sama agar bisa bergerak secara
kompak dengan kecepatan yang sama.
·
Minta peserta untuk mendiskusikan
apa pesan dalam permainan ini.
BROKEN “T”
Permainan ini
bermanfaat untuk mengajak peserta memahami perbedaan antara komunikasi satu
arah dan komunikasi partisipatif, serta menyadarkan peserta akan pentingnya
prinsip kesetaraan dalam berkomunikasi dengan masyarakat.
Langkah –
langkah
· Siapkan pecahan huruf T (lihat irisan hurup T dalam
gambar) sebanyak setengah dari jumlah peserta; kertas karton yang bisa berdiri
– apabila tidak ada karton bisa diganti dengan koran dan tali rapia –
(berfungsi sebagai pembatas) sebanyak hurup T.
· Siapkan gambar hurup T, sesuai dengan irisan tadi (T
dalam gambar), sebanyak pecahan hurup T (simpan masing – masing dalam amplop).
· Mintalah peserta untuk berpasangan, masing – masing
pasangan yang satu berperan sebagai Bos dan yang seorang lagi berperan sebagai atasan.
· Selanjutnya atasan Bos dan
bawahan, masing-masing duduk berhadapan dengan dibatasi oleh karton atau kertas
koran yang digantung dengan tali rapia.
·
Beritahu peserta bahwa permainan
ini akan dibagi ke dalam beberapa babak.
·
Setiap peserta yang berperan
sebagai Bos akan mendapatkan gambar hurup T yang ada dalam amplop, sedangkan
bawahan akan mendapatkan pecahan hurup T.
· Babak pertama, Bos harus memberi
perintah kepada bawahan untuk menyusun hurup T, bawahan tidak boleh bertanya,
atasan tidak boleh memperlihatkan gambar kepada bawahan.
· Apabila babak pertama telah
selesai, babak kedua lakukan dengan perintah yang sama tetapi dalam hal ini
bawahan boleh bertanya. (pembatas masih tetap dipakai) dan gambar tetap tidak
boleh diperlihatkan.
·
Babak ketiga, bawahan boleh bertanya dan pembatas
boleh dihilangkan.
·
Diskusikan pengalaman bermain ‘Broken T’ tadi :
1.
Apakah ada yang berhasil ?
2.
Mengapa terjadi demikian ?
3.
Bagaimana perasaan bawahan dan
pendapatnya tentang Bos ?
4.
Bagaimana pendapat Bos tentang bawahannya ?
·
Simpulkan bersama peserta dengan
mengaitkan efektifitas komunikasi yang setara dan partsisipatif.
MENGHITUNG MUNDUR
Dalam pendampingan terhadap kelompok belajar di tengah masyarakat, kita sudah biasa menganggap bahwa masyarakat hanyalah penerima informasi, dan bukan pemberi atau sumber informasi. Mengubah kebiasaan atau cara pendang yang sudah lama kita miliki, merupakan hal sulit. Kita biasanya selalu menggunakan kacamata kita. Kita menggunakan bahasa, symbol, gambar, informasi dan teknologi yang berasal dari ‘kebudayaan’ kita. Kita tidak memperhatikan apa kesulitan yang dialami masyarakat untuk menerima hal – hla yang tidak biasa bagi mereka. Sebenarnya, program yang kita kembangkan perlu dinilai menurut kacamata masyarakat, berdasarkan apa yang mereka butuhkan, dengan cara yang mudah diterima mereka.
Langkah –
langkah
· Minta peserta untuk berdiri
mambentuk suatu lingkaran. Setiap peserta menghitung secara bergiliran mulai
dari 1 sampai 50 (atau sejumlah peserta).
·
Pada saat menghitung, minta
peserta memenuhi peraturan : setiap angka ‘tujuh’ atau ‘ kelipatan tujuh’,
angka itu tidak disebutkan, melainkan diganti dengan tepuk tangan.
· Apabila ada peserta yang salah
melaksanakan tugasnya, maka permainan dimulai dari awal.
·
Sesudah 3 – 4 ronde, permainan tahap 1 selesai.
· Permainan tahap 2 dimulai dengan
cara yang sama seperti di atas, tetapi hitungannya dimulai dari angka 50 mundur
terus sampai dengan angka 1. Peraturan yang diterapkan juga sama, yaitu setiap
angka “tujuh” atau angka “kelipatan tujuh”, angka itu tidak disebutkan,
melainkan diganti dengan tepuk tangan.
·
Setelah 3-4 ronde, permainan selesai.
·
Minta peserta untuk mendiskusikan
:
a)
Manakah yang lebih baik banyak
terjadi kesalahan, cara 1 atau cara 2 ?
b)
Mengapa demikian ?
c)
Kira-kira, apa hubungannya
permainan ini dengan cara kerja kita dalam kelompok belajar atau di tengah –
tengah kehidupan masyarakat kita (apakah mudah mengganti kebiasaan pendekatan dari
atas dengan yang dari bawah) ?.
MEMAHAT PATUNG
Permainan ini bisa dipakai untuk
menyadarkan peserta bahwa manusia tidak bisa dibentuk sedemikian rupa oleh
orang lain.
Langkah –
langkah
·
Minta beberapa orang peserta
untuk tampil ke depan.
· Minta satu orang untuk menjadi pemahat patung, satu
orang lainnya menjadi patung itu sendiri.
· Minta pemahat patung untuk mulai bekerja menjadikan
patung itu sesuai dengan keinginannya dengan cara membimbing posisi kepala, kaki,
tangan, tubuh patungnya (misal : tangan kanan ke atas, tangan kiri memegang
kepala, lutut kanan bertumpu di lantai, kepala belok ke kiri, dsb).
· Minta patung untuk menuruti semua posisi yang diminta
oleh pemahat (selama proses, pemahat dan patung tidak boleh saling berbicara)
·
Setelah selesai, ajukan pertanyaan kepada para pemahat
: Apakah menyenagkan membuat patung sesuai keinginannya sendiri ?
· Ajukan juga pertanyaan kepada para pemahat : Apakah menyenangkan
untuk dibentuk sedemikian rupa oleh orang lain ?
·
Kemudian diskusikan bersama
peserta : Apakah manusia bisa dibentuk sedemikian rupa oleh orang lain ? Apakah anak
– anak bisa ? Apakah orang dewasa bisa ? Bagaimana tanggapan peserta tentang
permainan ini ?
PERCAYA TEMAN
Buatlah lingkaran-lingkaran kecil
yang terdiri dari 5 – 6 orang. Dalam satu lingkaran ada satu orang berdiri di
tengah lingkaran. Satu orang yang berdiri di tengah lingkaran tersebut menutup
mata dan menyilangkan tangan di depan dada. Kemudian, orang berdiri di tengah
lingkaran menjatuhkan diri dengan mata tertutup dan tangan dilipat di depan
dada ke arah manapun. Menjatuhkan diri dengan bebas dan tidak kaku. Cara
menjatuhkan badan adalah kaki tetap tidak berpindah, namun badan yang jatuh.
Orang-orang yang berdiri mengelilinginya harus siap sedia menyangga tubuh orang
yang jatuh ke arahnya. Lakukan bergantian. Setiap orang mendapatkan kesempatan
untuk berdiri di tengah lingkaran dan menjatuhkan diri secara bebas.
Permainan ini dijamin
menghilangkan kejenuhan dan rasa ngantuk. Tapi yang paling penting dari
permainan ini adalah membangun rasa kepercayaan satu sama lain bahwa kita semua
bisa saling melindungi. Fasilitator menanyakan pada semua peserta, apa yang
dirasakan ketika menjatuhkan badan? Apakah ada perasaan takut atau sangat percaya
dengan teman yang selalu siap melindungi?
BOOM, BUZZ, DOOR, DUEER
Tujuan
: Konsentrasi
Cara
Bermain :
·
Peserta
disuruh membuat lingkaran yang besar (sesuai dengan kondisi tempat).
· Peserta
disuruh berhitung mulai dari angka 1 sampai dengan seterusnya, namun dengan
aturan :
a.
Jika
peserta harus mengucapkan angka kelipatan 2, maka dia tidak boleh mengucapkan
angka tersebut, namun diganti dengan meneriakkan “BOOM” dengan suara lantang.
b.
Jika
peserta harus mengucapkan angka kelipatan 3, maka dia tidak boleh mengucapkan
angka tersebut, namun diganti dengan meneriakkan “BUZZ” dengan suara lantang.
c.
Jika
peserta harus mengucapkan angka kelipatan 5, maka dia tidak boleh mengucapkan
angka tersebut, namun diganti dengan meneriakkan “DOOR” dengan suara lantang.
d.
Jika
peserta harus mengucapkan angka kelipatan 7, maka dia tidak boleh mengucapkan
angka tersebut, namun diganti dengan meneriakkan “DUEER” dengan suara lantang.
Contoh
:
ü Jika peserta mengucapkan angka 6
dan karena angka itu merupakan angka kelipatan 2 dan 3, maka peserta tersebut
harus mengucapkan “BOOM” dan “BUZZ” dengan suara lantang. Begitu juga dengan
angka 14 yang merupakan angka kelipatan 2 dan 7, maka peserta harus mengucapkan
“BOOM dan “DUEER”. Begitu juga seterusnya.
ü Peserta yang salah mengucapkan
dianggap gugur dan hitungan dimulai kembali dari angka 1 lagi.
0 Response to "Kumpulan Permainan Ice Breaking (3)"
Post a Comment
JANGAN LUPA Tulis Komentar dan SHARE...! #SemangatBerbagiKebaikan #SEBARKANLAH